Sabtu, 06 Maret 2021

Ternak Ayam Kampung, Modal Kecil Untung Besar



Bisnis ternak ayam kampung saat ini masih menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Dari tahun ke tahun, permintaan daging ayam selalu naik. Semakin banyak restoran hingga warung pinggir jalan yang menjual santapan menu ayam kampung. Harga karkas ayam kampung juga relatif stabil dibandingkan ayam potong pedaging atau broiler yang kerap kali anjlok di tingkat peternak, terutama di peternak mandiri. 

Pendamping kelompok peternak ayam kampung PT Sumber Unggas Indonesia, Febroni Purba, mengatakan harga jual ayam kampung lebih mahal karena kualitas dagingnya yang berbeda dengan ayam pedaging broiler. Selain itu, persepsi bahwa daging ayam kampung lebih sehat, membuat konsumsinya di Indonesia terus meningkat. Jenis ayam kampung yang tengah populer dibudidayakan peternak di Indonesia yakni ayam kampung KUB. 

Ternak ayam kampung tidak harus mahal. Ternak ini bisa dimulai dari pekarangan rumah. Untuk peternak pemula, ayam kampung bisa dipelihara di kandang dengan kapasitas mulai dari 300. Modal untuk memelihara ayam kampung sebetulnya relatif terjangkau mulai dari anak ayam (DOC), hingga bisa panen pada umur 70 hari mencapai Rp 29.000-Rp 30.000/ekor dengan berat rata-rata 0,9-1 kg. Apabila ayam kampung dipasarkan sendiri ke konsumen akhir seperti restoran atau perumahan, harga karkas ayam kampung tentu lebih menjanjikan.

 
Harga jual di pasar bisa mencapai Rp 50.000/ekor, pendapatan bisa Rp 10.000-Rp 20.000 per ekor tentunya dengan dikurangi biaya perawatan kandang dan pakan. dalam satu periode pemeliharaan dari DOC hingga panen selama 70 hari, per satu ekor ayam diperoleh keuntungan sebesar Rp 10.000. Sehingga jumlah ayam 300 ekor bisa menghasilkan untung Rp 3 juta, dengan catatan tak ada kematian selama pemeliharaan. 

Pasar ayam kampung juga cukup luas. Selain dijual ke bakul, ayam bisa dijual langsung ke pedagang ayam potong di pasar. Jika ingin mendapat harga lebih tinggi, peternak bisa menjualnya langsung ke konsumen akhir dalam bentuk olahan. Pertama jual di pasar tradisional dulu, karena di sana masyarakat atau konsumen banyak yang mencari ayam kampung. Namun jika ayam dipotong sendiri kemudian diolah menjadi karkas atau ayam bumbu maka bisa dijual di supermarket atau jual secara dalam jaringan (online). Harganya bisa meningkat 20-30 persen.


Ayam kampung telah memiliki pasar tersendiri dari ayam potong broiler karena memiliki peminat tersendiri, terutama bagi mereka yang percaya daging ayam kampung lebih enak dan menyehatkan karena memang dagingnya relatif lebih rendah kolesterol. Ini membuat harga ayam kampung tetap stabil meski harga ayam broiler tengah merosot di pasaran.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar