Sikap mental seseorang sangat berpengaruh terhadap kesuksesannya. Orang yang memiliki sikap disiplin, bertanggung jawab dan berani mengambil peluang lebih banyak memiliki kesempatan untuk sukses di masa depan.
1. Orang miskin fokus berpikiran negatif, sedangkan orang kaya selalu mencari peluang
Mental miskin akan berfokus pada kalimat "saya tidak bisa melakukannya, ini tidak mungkin. Saya tidak punya waktu, saya sudah mencobanya tapi tidak berhasil". Mereka tidak bisa fokus pada peningkatan dan pengembangan diri.
Mental miskin tidak memiliki rencana tertulis yang disiapkan untuk masa depan mereka. Bahkan mereka lebih memilih uang dari pada waktu mereka yang berharga.
Sedangkan orang kaya selalu mencari peluang. Mereka memiliki rutinitas seperti berolahraga, membaca buku inspiratif, dan belajar banyak hal yang mampu meningkatkan ketrampilan mereka. Bahkan jika dirasa perlu, mereka akan mencari mentor untuk membuat kebijaksanaan.
(Baca juga : kisah sukses Jack Ma Pendiri Alibaba Group)
Ketika akan membeli aset, mereka berpikir tentang sebuah investasi yang menguntungkan, bukan sesuatu yang naik turun dan tidak pasti. Orang kaya akan belajar banyak ilmu dari orang yang lebih dahulu sukses. Mereka berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
2. Orang miskin berpikir bahwa si kaya akan memelihara hidup mereka, sedangkan orang kaya berdiri di atas kakinya sendiri
Orang miskin sering terjebak dalam persepsi bahwa orang kaya memiliki tanggung jawab untuk merawat mereka. Inilah yang menghalangi si miskin untuk bertindak dan menghasilkan kekayaan.
Orang miskin terkejut ketika menjumpai kenyataan tidaklah seperti yang mereka harapkan. Hingga akhirnya, mereka akan menyalahkan si kaya dan berkata bahwa orang-orang tersebut tidak peka terhadap kesulitan sesamanya.
Alih-alih mengukur diri dengan kemampuan orang lain, si kaya lebih memilih berdiri di atas kaki sendiri, semampunya. Pantang bagi mereka untuk mengharapkan bantuan dari orang lain. Inilah yang menjadikan orang kaya memiliki banyak kreatifitas dibandingkan dengan si miskin.
(Baca juga : kesuksesan Bob Sadino berawal dari ternak ayam petelur)
3. Orang miskin menyembunyikan hartanya, sedangkan orang kaya membagikan hartanya
Kekayaan memang sebuah faktor fisik, namun mentalitas merupakan faktor psikologis. Orang miskin cenderung merasa kekurangan dan menyembunyikan harta mereka dengan alasan mereka hanya memiliki harta yang sedikit.
Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki mentalitas kaya, mereka akan membagi-bagikan harta mereka pada orang lain yang membutuhkan. Mereka tidak takut kekurangan, sebab mereka tahu, setiap rejeki yang keluar dari bejana mereka akan kembali lagi sebagai gantinya.
4. Orang miskin hidup berfoya-foya, sedangkan orang kaya menyimpan hartanya untuk hal yang tepat
Orang miskin senang sekali pamer. Mereka akan membangga-banggakan milik mereka yang tidak seberapa dan berusaha semaksimal mungkin tampil di depan. Mereka memiliki gengsi yang amat besar, dan dari situlah gaya hidup yang boros berasal.
Sedangkan sii kaya tidak pernah memamerkan hartanya. Tanpa semua itu, orang-orang pun bisa memahami bahwa dia adalah orang kaya. Mereka menghindari publisitas dan melakukan berbagai kegiatan amal secara tersembunyi.
5. Orang miskin bekerja untuk uang, sedangkan orang kaya tahu cara mengatur keuangan
Mentalitas orang miskin selalu fokus pada uang, uang, dan uang. Mereka menghabiskan lebih dari separuh hidup mereka demi mendapatkan uang. Saat berhasil mendapatkan uang tersebut, mereka segera menghabiskannya demi kesenangan sesaat.
Berbeda dengan si kaya yang memiliki keyakinan bahwa uanglah yang bekerja untuk mereka. Mereka pandai mengatur keuangannya, sehingga tahu kapan saat tepat untuk menyimpan, mengeluarkan, dan juga berinvestasi.
Itulah beberapa perbedaan antara mental miskin dan mental kaya. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar