Sabtu, 03 April 2021

Jadi Pengusaha Tidak Perlu Pintar


Purdi E Chandra adalah seorang pengusaha sukses yang berhasil mendirikan Primagama dan Entrepreneur University. Dia pernah menjadi pembicara utama dalam seminar yang mengangkat tema “gila”, maka setiap ungkapan yang dikemukakan Purdi terasa “gila” dan membuat peserta seminar ikut tertawa.

Candra menceritakan bahwa dia masuk kuliah di empat universitas tapi tidak bisa menyelesaikan kuliah. Namun dia merasa heran, mengapa dia bisa dirikan Primagama, sebuah lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia yang cabangnya mencapai ratusan.

Padahal Candra mengaku bahwa dirinya tidak terlalu pintar-pintar amat. Menurutnya, jika kita berpikir terlalu pintar  akan menyebabkan banyak pertimbangan, sehingga pada akhirnya tidak ada sama sekali yang bisa dikerjakan. 

"Makanya mungkin alangkah baiknya anak kita jangan terlalu pintar. Anak saya yang di SMP ranking 11 langsung minta mobil. Ini sudah luar biasa dibandingkan sebelumnya yang ranking 20-an. Dia juga mau jadi pengusaha," kata Candra.

"Untuk mau menjadi pengusaha jangan terlalu banyak pertimbangan. Laksanakan saja niat itu dan tunggu hasilnya. Coba lihat pakar akuntansi tidak mau berusaha karena apa. Yah itu tadi karena mereka belum berusaha sudah takut jadi pengusaha, karena mereka sudah mempelajari dulu hitung-hitungan menjadi pengusaha yang mengerikan makanya mereka takut sebelum berusaha," lanjut Candra.

(Baca juga : orang yang bermental kaya selalu optimis)

Candra mengungkapkan bahwa pengusaha kebanyakan berasal dari orang malas. Sebab orang - orang yang sudah pintar biasanya diperebutkan oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai karyawan. 

Sedangkan orang - orang yang pintar akan diperebutkan oleh para pengusaha sebagai tulang punggung perusahaan. 

"Untuk menjadi pengusaha memang harus sedikit “gila”. Lebih gila lagi kalau teman-teman tidak mau jadi pengusaha (hadirin tertawa). Untuk menjadi seorang pengusaha pakailah otak kanan Anda. Kalau perlu jangan gunakan sama sekali otak kiri," sambung Candra.

Hal yang lucu menurut Candra adalah otak kanan selalu mengajarkan hal - hal yang tidak rasional. Berbeda dengan otak kiri yang memeberitahukan sesuatu yang rasional, teratur, dan berurut-urut. Misalnya murid SD disuruh kreatif sama gurunya. Ia disuruh membuat gambar pemandangan. Karena dari dulu gambar pemandangan yang ia tahu hanya yang ada gunung lalu dibawahnya jalan raya dan sungai, maka sampai dia SMU pun hanya gambar itu yang dia tahu. Hal ini merupakan suatu keteraturan namun tidak ada kreativitas. Kalau ada otak kanan maka dia akan memberitahukan sesuatu yang lebih kreatif.

(Baca juga : memulai bisnis harus dengan otak kanan)

Kemudian pertanyaannya, apakah kita mau menjadi karyawan terus menerus, tidak kreatif ingin menjadi seorang pengusaha dan memiliki karyawan. Kita harus bangun setiap pagi, mandi, naik angkot ke kantor, bekerja lalu menjelang sore pulang ke rumah setelah itu tidur dan besoknya lagi ke kantor. Hal itu dijalani selama belasan tahun bahkan sampai kakek-nenek. 

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar